Berasal dari kata “shirt”.Kata tambahan “T”,
konon dikarenakan oleh bentuknya yang menyerupai huruf “T”. Maka jadilah
“T-shirt”. Di Indonesia, kata “T-shirt” diterjemahkan menjadi “kaos oblong”.
Dalam Kamus Indonesia-Inggris Hassan Shadily (1997) menyamakatakan “kaos
oblong” dengan kata “kaos dalam”, “singlet”, dan “undershirt”.
T-Shirt atau kaos oblong tidak jelas siapa
penemunya, namun perjalanan sejarahnya diawali di Amerika. Kaos oblong pada
saat itu hanya berwarna putih, abu dan hitam yang digunakan sebagai pakaian
dalam pria. Kaos oblong mulai diperkenalkan pada saat Marlon Brando pada tahun
1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater
dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS.
T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh
Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya.
Pemakaian kaos oblong oleh Kowalsky memicu
kontroversi karena pada saat itu publik menilai kaos oblong sebagai pakaian
‘tidak sopan’ bila dipakai tanpa luaran seperti kemeja. Meski dikecam, namun
justru kaos oblong menjadi sangat popular di kalangan anak muda saat itu, kaos
oblong jadi media kebebasan anak muda yang terkurung oleh penilaian yang kolot.
Kaos oblong makin popular pada tahun 1961,
sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju
Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya
baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana
yang telah menjadi bagian budaya mode.
Demam kaos oblong yang melumat seluruh benua Amerika dan Eropa pun terjadi sekita tahun 1961 itu. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film “Rebel Without A Cause”, sehingga eksistensi kaos oblong semakin kukuh dalam kehidupan di sana.
Demam kaos oblong yang melumat seluruh benua Amerika dan Eropa pun terjadi sekita tahun 1961 itu. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film “Rebel Without A Cause”, sehingga eksistensi kaos oblong semakin kukuh dalam kehidupan di sana.
Kaos oblong masuk ke Indonesia pada tahun 1970
di kalangan terbatas, dan baru pada akhir 70-an masuk ke pelosok desa dengan
merek Swan dan 77.
Sekarang kaos oblong sudah berkembang pesat dengan warna yang kian beragam, desain dan motif yang kaya. Kaos oblong bukan lagi sekedar pakaian dalam pria, namun sudah lazim digunakan sebagai luaran bagi mereka yang ingin tampil casual dan muda.
Sekarang kaos oblong sudah berkembang pesat dengan warna yang kian beragam, desain dan motif yang kaya. Kaos oblong bukan lagi sekedar pakaian dalam pria, namun sudah lazim digunakan sebagai luaran bagi mereka yang ingin tampil casual dan muda.
Twitter:@enemProduction
IG:@nm.production
FB: Niaga Muda
Anda membutuhkan kaos family gathering? hubungi kami disini
SMS/WA 081222906623
0 komentar:
Posting Komentar