“Semakin dekat dan
semakin penasaran anda, maka akan semakin mudah saya untuk mencuri sesuatu yang
sangat berharga dari diri anda yaitu ‘Perhatian’.”-
Anonim
Perhatian,
sebuah kata yang sangat membius dan banyak
orang
melakukan apapun untuk mendapatkannya. Sadarkah, bahwa selama ini yang kita
lakukan dalam kehidupan ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan sebuah kata
yang memberikan kesan yang besar dalam kehidupan kita. Kita bahagia dengan
perhatian orang-orang pada kita. Kita senang ketika perhatian kita terbalaskan.
Mendapatkan perhatian adalah salah satu kebutuhan
psikologis yang wajib dipenuhi, karena manusia terlahir dengan takdir sebagai
makhluk social, artinya bergaul satu sama lain. Bayangkan jika semua manusia di
muka bumi ini benci pada kita, sudah pasti stress, depresi dan berujung pada
patologi psikologis. Diagnosa penyimpangan psikologis dapat diteliti melalui
serangkain symptom-simptom yang dialami penderitanya. Maka relationship mutlak
perlu.
Dalam aspek bisnis, politik,
uang, kekayaan, kepedulian, kesetiaan, bahkan cinta, pada dasarnya adalah wujud
lain dari upaya mencuri ‘perhatian’ tersebut. Bagaimana
tidak, dalam bisnis saja misalnya, baik perusahaan besar maupun perusahaan
kecil tidak segan-segan merogoh koceknya dalam jumlah yang cukup besar untuk
mendapatkan ‘perhatian’ dari calon konsumennya agar konsumen tetap setia
membeli produk mereka.
Dalam
hal politik, ini sudah terlihat sangat jelas apalagi dalam sebuah pemilihan
umum. Tidak sedikit calon-calon yang terlibat mengeluarkan uang dalam jumlah
yang fantastis demi ‘mencuri perhatian’ para pemilihnya. Bahkan hasil dari
pemilihan itu sendiri yang bernama kekuasaan atau kedudukan ujung-ujungnya
adalah untuk mendapatkan perhatian.
Dalam
cinta ada istilah cinta itu buta (ex: baju hitam terlihat pink (hhe, kidding)),
yang membuat seseorang melihat segala sesuatu pada yang dicintainya terlihat
‘sempurna’ ini juga akibat dari efek
‘perhatian’. Seseorang yang sedang
jatuh cinta telah berhasil menjadi korban pengalihan perhatian dari sesuatu
yang ia cintai. Bahkan tidak sedikit waktu, uang, dan hal lainnya ia korbankan
demi mendapatkan perhatian balik dari yang ia cintai, entah itu keluarga,
sahabat, masyarakat atau apapun itu.
Lalu
siapakah sebenarnya apa dan siapa
perhatian ini? Kenapa ia bisa begitu membuat orang menjadi ‘tidak rasional’
untuk mendapatkannya? Berikut penulis menjelaskan sedikit makna dari perhatian
itu sendiri.
Menurut
Sumadi Suryabrata[1]
(1989:14) mengungkapkan, perhatian adalah perumusan tenaga psikis yang tertuju
pada suatu objek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu
aktivitas yang dilakukan. Sedangkan proses timbulnya perhatian menurut Dakir[2]
(1993:14) menjelaskan bahwa perhatian timbul dari adanya rangsangan menonjol
dari suatu objek, rangsangan yang diterima oleh indra di bawa masuk ke syaraf
ke dalam otak lalu diserap oleh persepsi kita yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti jenis kelamin, umur, latar belakang yang bersangkutan, ada
tidaknya prasangka tertentu yang kemudian terjadilah perhatian yang
berbeda-beda.
Dari
pengertian di atas, jelaslah sudah bahwa pada dasarnya perhatian adalah sebuah
respon psikis seseorang dalam kondisi sadar atau tidak dalam memandang suatu
objek. Seperti halnya dalam kegiatan hipnotis, sebenarnya hal tersebut adalah
upaya memfokuskan perhatian seseorang sehingga ia bisa teralihkan dan
benar-benar masuk dalam pengaruh hipnotis tersebut.
Dalam
kehidupan sehari-haripun dapat kita lihat. Saya teringat zaman masih menduduki
sekolah dasar dalam mata pelajaran bahasa inggris, ketika ketua murid
menyiapkan anggota kelas. “Attention
please, stand up, pray, sit down”. Seluruh anggota kelas seolah terbius
dengan kata-kata ketua murid sehingga entah sadar atau tidak perhatiannya telah
tercuri. Atau ketika anda berada di dalam pesawat, ketika pramugari memberikan
arahan mengenai penggunaan alat keselamatan yang juga mencuri perhatian dengan
kata-kata Attention. Pun sama halnya
ketika kita berada di bandara, mall, atau tempat umum lainnya ketika kita
mendengar kata-kata “Perhatian-perhatian atau attention please” seolah kita ikut terhipnotis. Ya, sesederhana
itulah mencuri perhatian ketika kita membuatnya sederhana. Tidak sedikit juga
orang-orang yang membuat mencuri perhatian ini begitu sulit, seperti kasus broken home yang pada akhirnya anak-anak
yang menjadi korban yang tidak mendapatkan perhatian penuh dari keluarganya
justru mencari perhatian diluar dengan tindakan yang membahayakan dirinya dan
banyak orang hanya untuk sekedar mendapatkan perhatian. Lain kasus seperti
seseorang yang ingin mendapatkan perhatian dari seseorang, ia rela berubah
menjadi seperti yang diinginkan oleh orang yang ingin ia curi perhatiannya
bahkan tak jarang mereka menyebutnya ‘caper’ (a.k.a cari perhatian) dan tidak
sedikit juga yang tebar-tebar pesona untuk mendapatkan perhatian orang banyak.
Hal
lainnya seperti seorang manusia yang beribadah dengan sepenuh hati menjalankan
perintah Tuhan nya yang semata-mata untuk mendapatkan perhatian dan ridho Rabb-nya.
Karena mereka meyakini ketika mereka telah cinta pada Rabb-nya dan Rabb-nya pun
cinta padanya maka itu cukup bagi mereka, bahwa Rabb-nya memperhatikannya dan
mencukupinya. Dan lagi-lagi perhatian. Serta contoh-contoh lainnya yang kita
temui di luar sana.
Ya,
begitulah berharganya makhluk yang bernama perhatian ini. Maka untuk kamu yang
sedang mencari perhatian atau untuk kamu yang telah mencuri perhatian
seseorang, be Wise, karena perhatian
itu begitu berharga bagi mereka yang menghargainya.
Anda membutuhkan kaos family gathering? hubungi kami disini
11.00
Unknown
Posted in:


0 komentar:
Posting Komentar