Selasa, 12 Mei 2015

TENTANG MENCURI PERHATIAN



“Semakin dekat dan semakin penasaran anda, maka akan semakin mudah saya untuk mencuri sesuatu yang sangat berharga dari diri anda yaitu ‘Perhatian’.”- Anonim

Perhatian, sebuah kata yang sangat membius dan banyak orang melakukan apapun untuk mendapatkannya. Sadarkah, bahwa selama ini yang kita lakukan dalam kehidupan ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan sebuah kata yang memberikan kesan yang besar dalam kehidupan kita. Kita bahagia dengan perhatian orang-orang pada kita. Kita senang ketika perhatian kita terbalaskan.
Mendapatkan perhatian adalah salah satu kebutuhan psikologis yang wajib dipenuhi, karena manusia terlahir dengan takdir sebagai makhluk social, artinya bergaul satu sama lain. Bayangkan jika semua manusia di muka bumi ini benci pada kita, sudah pasti stress, depresi dan berujung pada patologi psikologis. Diagnosa penyimpangan psikologis dapat diteliti melalui serangkain symptom-simptom yang dialami penderitanya. Maka relationship mutlak perlu.

Dalam aspek bisnis, politik, uang, kekayaan, kepedulian, kesetiaan, bahkan cinta, pada dasarnya adalah wujud lain dari upaya mencuri perhatian tersebut. Bagaimana tidak, dalam bisnis saja misalnya, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil tidak segan-segan merogoh koceknya dalam jumlah yang cukup besar untuk mendapatkan ‘perhatian’ dari calon konsumennya agar konsumen tetap setia membeli produk mereka.
Dalam hal politik, ini sudah terlihat sangat jelas apalagi dalam sebuah pemilihan umum. Tidak sedikit calon-calon yang terlibat mengeluarkan uang dalam jumlah yang fantastis demi ‘mencuri perhatian’ para pemilihnya. Bahkan hasil dari pemilihan itu sendiri yang bernama kekuasaan atau kedudukan ujung-ujungnya adalah untuk mendapatkan perhatian.
Dalam cinta ada istilah cinta itu buta (ex: baju hitam terlihat pink (hhe, kidding)), yang membuat seseorang melihat segala sesuatu pada yang dicintainya terlihat ‘sempurna’ ini juga akibat dari efek perhatian. Seseorang yang sedang jatuh cinta telah berhasil menjadi korban pengalihan perhatian dari sesuatu yang ia cintai. Bahkan tidak sedikit waktu, uang, dan hal lainnya ia korbankan demi mendapatkan perhatian balik dari yang ia cintai, entah itu keluarga, sahabat, masyarakat atau apapun itu.

Lalu siapakah sebenarnya apa dan siapa perhatian ini? Kenapa ia bisa begitu membuat orang menjadi ‘tidak rasional’ untuk mendapatkannya? Berikut penulis menjelaskan sedikit makna dari perhatian itu sendiri.

Menurut Sumadi Suryabrata[1] (1989:14) mengungkapkan, perhatian adalah perumusan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Sedangkan proses timbulnya perhatian menurut Dakir[2] (1993:14) menjelaskan bahwa perhatian timbul dari adanya rangsangan menonjol dari suatu objek, rangsangan yang diterima oleh indra di bawa masuk ke syaraf ke dalam otak lalu diserap oleh persepsi kita yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis kelamin, umur, latar belakang yang bersangkutan, ada tidaknya prasangka tertentu yang kemudian terjadilah perhatian yang berbeda-beda.

Dari pengertian di atas, jelaslah sudah bahwa pada dasarnya perhatian adalah sebuah respon psikis seseorang dalam kondisi sadar atau tidak dalam memandang suatu objek. Seperti halnya dalam kegiatan hipnotis, sebenarnya hal tersebut adalah upaya memfokuskan perhatian seseorang sehingga ia bisa teralihkan dan benar-benar masuk dalam pengaruh hipnotis tersebut.
Dalam kehidupan sehari-haripun dapat kita lihat. Saya teringat zaman masih menduduki sekolah dasar dalam mata pelajaran bahasa inggris, ketika ketua murid menyiapkan anggota kelas. “Attention please, stand up, pray, sit down”. Seluruh anggota kelas seolah terbius dengan kata-kata ketua murid sehingga entah sadar atau tidak perhatiannya telah tercuri. Atau ketika anda berada di dalam pesawat, ketika pramugari memberikan arahan mengenai penggunaan alat keselamatan yang juga mencuri perhatian dengan kata-kata Attention. Pun sama halnya ketika kita berada di bandara, mall, atau tempat umum lainnya ketika kita mendengar kata-kata “Perhatian-perhatian atau attention please” seolah kita ikut terhipnotis. Ya, sesederhana itulah mencuri perhatian ketika kita membuatnya sederhana. Tidak sedikit juga orang-orang yang membuat mencuri perhatian ini begitu sulit, seperti kasus broken home yang pada akhirnya anak-anak yang menjadi korban yang tidak mendapatkan perhatian penuh dari keluarganya justru mencari perhatian diluar dengan tindakan yang membahayakan dirinya dan banyak orang hanya untuk sekedar mendapatkan perhatian. Lain kasus seperti seseorang yang ingin mendapatkan perhatian dari seseorang, ia rela berubah menjadi seperti yang diinginkan oleh orang yang ingin ia curi perhatiannya bahkan tak jarang mereka menyebutnya ‘caper’ (a.k.a cari perhatian) dan tidak sedikit juga yang tebar-tebar pesona untuk mendapatkan perhatian orang banyak.

Hal lainnya seperti seorang manusia yang beribadah dengan sepenuh hati menjalankan perintah Tuhan nya yang semata-mata untuk mendapatkan perhatian dan ridho Rabb-nya. Karena mereka meyakini ketika mereka telah cinta pada Rabb-nya dan Rabb-nya pun cinta padanya maka itu cukup bagi mereka, bahwa Rabb-nya memperhatikannya dan mencukupinya. Dan lagi-lagi perhatian. Serta contoh-contoh lainnya yang kita temui di luar sana.
Ya, begitulah berharganya makhluk yang bernama perhatian ini. Maka untuk kamu yang sedang mencari perhatian atau untuk kamu yang telah mencuri perhatian seseorang, be Wise, karena perhatian itu begitu berharga bagi mereka yang menghargainya.
Anda membutuhkan kaos family gathering? hubungi kami disini



[1] Sumber: forumgurunusantara.blogspot.com
[2] loc.cit

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Free Samples By Mail